Dalam hidup sebagai seorang Kristiani, kita tahu tidak mudah untuk membuat keputusan atau bertindak selayaknya pengikut Kristus saat dihadapkan pada berbagai permasalahan sehari-hari. Beberapa hal berikut ini semoga dapat membantu saat mengalami tantangan hidup setiap hari.
LOVE YOURSELF (Cintailah dirimu sendiri)
Perenungan tentang hal ini memerlukan kejujuran pada diri sendiri. Berapa seringkah aku ‘mengasihi’ diriku sendiri? Maksudnya apa? Terkadang permasalahan hidup yang sering terjadi adalah stress karena beban pekerjaan, perbedaan pendapat dalam komunitas, kekecewaan kepada orang-orang di dalam komunitas sebagai korban gossip. Selain itu, tekanan sosial saat semua teman-teman sebaya sudah mempunyai ‘plus one’, tekanan finansial oleh karena kehilangan pekerjaan, masalah hubungan antar anggota keluarga, dan sebagainya, sering membuat seseorang stress hingga tidak dapat tidur nyenyak, atau tidak dapat tidur hingga larut malam, atau sebaliknya, sering suka tidur terlalu lama. Hal-hal yang disebutkan tadi sering membuat seseorang frustasi dengan diri sendiri, frustasi dengan orang-orang sekitar, merasa gagal karena tidak seperti yang diharapkan, dan mulai mempunyai pertanyaan-pertanyaan mengenai diri sendiri seperti – apakah yang kurang/tidak sempurna dalam diri aku? Mengapa aku tidak sama seperti kebanyakan orang?
Teman-teman, jika ini terjadi, mungkin tanpa kita sadari, ada harapan-harapan tertentu yang kita taruh sebagai patokan ukuran kesuksesan/keberhasilan diri kita. We call them expectations. Sayangnya, saat ukuran-ukuran ini gagal dicapai atau belum berhasil tercapai kita mulai ‘menghakimi’ diri sendiri. When we start judging ourselves, we start loving ourselves less. Kita memberikan tekanan mental tambahan pada diri kita sendiri saat timbul pikiran-pikiran negatif yang mengatakan, “Mengapa, mengapa dan mengapa?” Tanpa sadar, kita mulai marah pada Tuhan karena ‘mengizinkan’ kita mengalami semuanya ini.
Sebenarnya, jika mau jujur, ukuran dan patokan yang ada itu kita yang membuat sendiri. We set them ourselves, perhaps according to what our parents said, or friends, or society. Tapi pernahkah kita melihat itu semua dari kacamata Tuhan? Apakah ukuran yang kita taruh itu sesuai dengan yang Tuhan rencanakan? Ayat berikut bisa menjadi perenungan kita. Yeremia 29:11 berkata, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah Firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Mengasihi diri sendiri berarti mengimani apa yang Tuhan sudah katakan dalam FirmanNya. Ini juga berarti tidak membuat patokan menurut ukuran dunia, tidak menyalahkan diri sendiri atas apa yang mungkin seharusnya terjadi dalam rencana kita, dan learning to be kind to yourself (do not be too harsh to yourself).
When the world says you are a failure, there’s something wrong with you, or you are a freak; instead of being frustated with those things, be kind to yourself and love yourself by saying: I believe God is in control of my life. I trust Him that my time will come, He knows better than you and I, than anyone. (FN)
No responses yet