Bulan Mei adalah bulan yang penting untuk umat Katolik karena di bulan ini kita menghormati peran Bunda Maria sebagai Bunda Kristus dan Bunda Gereja. Untuk saya pribadi, bulan ini juga merupakan bulan yang membawa rahmat.
Tanggal 1 Mei kemarin sepulang dari latihan untuk Persekutuan Doa (PD), saya menjadi korban tabrak lari. Saat itu saya sedang menunggu lampu lalu lintas untuk belok menuju arah pulang ke rumah dan tiba-tiba ada sebuah mobil pick-up menabrak saya dari belakang. Setelah menabrak, bukannya berhenti dan bertukar identitas, si pengemudi malahan kabur menerobos lampu merah.
Karena hari sudah malam dan tidak ada lampu penerangan yang cukup, saya tidak bisa melihat nomor mobil yang menabrak saya. Saya bersyukur saat itu saya tidak mengalami cedera yang berarti sehingga masih bisa melayani di PD empat hari kemudian bersama dengan suster-suster dari Lembah Karmel, yang akan melayani di retret Penyembuhan Luka Batin di akhir pekan berikutnya.
Efek dari kecelakaan baru saya rasakan seusai PD. Leher dan punggung belakang terasa kaku dan sakit. Saya jadi merasa kesal dengan pengemudi pick-up yang menabrak saya. Semakin saya mengingat kejadian tersebut, semakin hebat rasa sakit yang saya alami.
Jumat 10 Mei, hari retret tiba. Sebelum mengikuti retret, saya pergi mengaku dosa. Romo yang melayani saya di pengakuan dosa berkata bahwa saya harus mengampuni pengemudi pick-up yang menabrak saya. Hati saya tertegur karena memang beberapa hari terakhir konsentrasi saya adalah terhadap orang yang menabrak saya yang berbuah pada kekesalan.
Akhirnya, saya membuat keputusan untuk mengampuni dia. Romo menawarkan kepada saya minyak pengurapan untuk orang sakit. Setelah didoakan dan diurapi, punggung saya terasa hangat dan rasa sakit berkurang. Puji Tuhan!
Jumat sore saya pergi mengikuti retret. Di hari kedua retret, ada doa penyembuhan batin. Suster Stanis berkata bahwa kita harus mengampuni orang-orang yang sudah menyakiti kita. Saat itu, bukan saja saya teringat untuk mengampuni pengemudi pick up, saya juga teringat untuk mengampuni beberapa orang lain. Mereka adalah ibu tiri saya dan ex-manager yang dulu mendiskriminasi saya di tempat kerja.
Saya menyerahkan seluruh keberadaan dan luka-luka saya kepada Tuhan. Saat itu, saya merasakan kehangatan serasa Tuhan memeluk saya dengan begitu erat dan hati saya terasa sangat lega. “Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” Efesus 4:32
Untuk semua yang terjadi di bulan Mei ini, hal yang baik dan yang tidak baik, saya percaya semuanya bukan kebetulan. Berkat dan rahmat yang dicurahkan melalui Bunda Maria sungguh saya rasakan dan itulah yang memampukan saya untuk melalui semua kejadian di dalam hidup saya sampai saat ini. (A.N.T)
No responses yet