Secara tidak sengaja saya menemukan artikel tentang Lectio Divina, memang sudah beberapa kali mendengar yang satu ini (di pengumuman gereja) tetapi selalu lupa untuk mencari tahu sebenernya apa sih Lectio Divina itu. Judul artikelnya-pun sangat “ngena” buat saya, ‘A Step-By-Step Guide to Not Read the Bible Like a Robot: “Lectio Divina”‘. Sebagai umat Katolik tentunya saya pernah merasa susah berkonsentrasi saat membaca Kitab Suci dan mengerti isinya, terlebih jika bacanya seperti robot, aka tanpa perasaan.
“Reading” the Bible isn’t meant to merely offer certain ideas or reflections; It is meant to be an encounter, through the Holy Spirit, with the living Word who is Jesus.
Kalimat di atas membuat saya berpikir: Apakah saya sudah sungguh menjadikan Kitab Suci sebagai sarana untuk bertemu dengan Tuhan? Atau apakah selama ini saya hanya menggunakan Kitab Suci sebagai sekedar bacaan atau rutinitas harian? Akhirnya saya memutuskan untuk mencoba “Lectio Divina” ini. Sesuai dengan judul, artikel ini menuliskan langkah-langkah untuk Lectio Divina yang dilakukan dalam suasana doa. Doa-doanya sendiri sudah tersusun untuk didoakan secara berurutan yang ditunjukan untuk membantu mempersiapkan hati dan pikiran kita dalam membaca bacaan. Selesai berdoa dan membaca, kita diajak untuk merenungkan Firman dalam keheningan dan mencoba untuk mendengar suara Tuhan. Setelah hening, kita kembali berdoa dan mengucap syukur atas setiap ajaranNya lewat Firman yang telah kita baca dan doakan.
Praying with Holy Scripture can help you to hear the voice of the Holy Spirit by stirring inside your heart and inviting you to hear God, who speaks through the words of the Bible.
Yoh 1:1 “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”
Lewat pengalaman Lectio Divina ini, saya sungguh bersyukur sudah diingatkan betapa pentingnya Kitab Suci sebagai sarana kita bersekutu, berdialog, membangun hubungan dengan Tuhan yang hadir lewat Kitab Suci. Sayapun diingatkan bahwa membaca Kitab Suci tidak bisa buru-buru dan tidak cukup sekali saja, tetapi membutuhkan waktu dan perlu berulang kali.
Mari sebagai anak-anak Tuhan kita mau terus merindukan Tuhan berkata2 dan membentuk kita lewat Firman-Nya. (FS)
Source: http://catholic-link.org/2015/10/16/what-is-and-a-step-by-step-guide-on-how-to-pray-lectio-divina/
No responses yet