Ketika saya memulai karir saya di Perth tahun 2022, saya berpikir bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tuhan begitu luar biasanya membukakan satu demi satu jalan bagi keluarga kami untuk relokasi ke Perth. Mulai dari mendapatkan pekerjaan dengan begitu mudahnya, pengurusan visa untuk saya dan keluarga, penjualan rumah di Jakarta yang telah kami tempati selama 20 tahun, dan sebagainya. Kami sekeluarga percaya bahwa hal tersebut tidak mungkin terjadi tanpa tangan Tuhan yang membukakan satu demi satu jalan.
Beberapa teman TOM, terutama teman-teman sel tahu bahwa Februari tahun ini merupakan tahun yang berat bagi keluarga kami. Perusahaan tempat saya bekerja, yang tadinya menjanjikan sponsor PR, memberitahukan kepada saya bahwa rencana tersebut tidak dapat dijalankan karena perubahan peraturan.
Visa kerja saya akan berakhir bulan Juni tahun ini, dan saat itu, saya hanya mempunyai 4 bulan hingga bulan Juni. Dihitung-hitung dengan pengurusan visa kerja yang biasanya dua hingga tiga bulan, berarti saya hanya mempunyai dua bulan efektif untuk mendapatkan pekerjaan baru. Tidak terhitung berapa penolakan yang saya dapat karena masih membutuhkan sponsor visa kerja. Sangat sulit untuk menemukan perusahaan dengan 5 kriteria berikut: yang merupakan perusahaan terdaftar untuk menjadi sponsor visa kerja, yang mempunyai lowongan yang aktif, lowongan tersebut harus yang sesuai dengan skill yang tertera pada visa saya, yang mempunyai anggaran untuk melakukan sponsor, dan terakhir – yang mau memperkerjakan saya.
Di masa tersebut, saya merasa sangat terpukul. Saya berkata kepada Tuhan: “Tuhan, saya tidak pernah meminta beban yang begitu beratnya. Saya tidak pernah meminta untuk menjadi sosok yang harus begitu tangguh – sebagai pemegang visa utama bagi keluarga saya, dan mengalami begitu sulitnya mencari kerja dengan kondisi seperti ini!”
Saya bersyukur bahwa saya mempunyai teman sel dan komunitas yang menyertai perjalanan saya. Mereka membagikan perjuangan mereka di masa lalu yang juga sulit. Mereka mendoakan keluarga kami, menawarkan kepada saya untuk bertemu om Wimpie yang juga mendoakan kami. Beberapa teman dari Jakarta dan Singapore juga menanyakan kondisi kami dan menawarkan untuk mendoakan kami.
Dalam perjalanan ini, saya dipertemukan Tuhan dengan sosok-sosok yang begitu luar biasa, seakan seperti malaikat-malaikat yang Tuhan kirimkan untuk saya. Mulai dari seorang kenalan yang menawarkan saya untuk menjadi pembicara di salah satu acara International Women’s Day, orang-orang yang menawarkan coffee chat dan membagikan tips kepada saya, orang-orang yang tidak saya kenal di LinkedIn yang mau me-refer CV saya kepada perusahaannya, HR yang menemukan saya di LinkedIn, perusahaan yang membukakan saya kesempatan bekerja di Perth meski tadinya mereka hanya punya lowongan untuk state lain, dan sebagainya!
Singkat cerita, masa Paskah kali ini sangat spesial bagi saya karena saya mempunyai 3 calon perusahaan yang ingin memperkerjakan saya! Perjalanan berusaha mendapatkan PR Australia belum selesai bagi keluarga kami. Kami masih perlu melangkah dengan iman. Saya masih perlu berjuang untuk dapat bekerja dengan sebaik-baiknya.
Di dalam semua ketidakpastian, hanya janji Tuhan yang pasti! Saya ingin membagikan kembali salah satu gambar rohani favorit saya ketika saya masih menghadiri sekolah minggu: gambar malaikat yang menemani anak kecil menyeberang jalan yang gelap dan berbahaya. Mazmur 9:11 “… sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu.” (LGA)
No responses yet