Hari minggu kemarin, saya mendapatkan kesempatan untuk mampir di Christmas Island untuk berelaksasi. Setelah mendarat, saya dihadapkan pada dua pilihan, antara berenang di Flying Fish Cove atau pergi hiking ke Smith Point Trail.
Membayangkan air yang begitu jernih pada saat cuaca begitu humid dan panas matahari yang begitu menyengat, tentu saja berenang merupakan opsi yang menurut saya paling masuk akal. Tetapi, saat itu saya tergerak untuk memilih hiking ke Smith Point Trail yang tingginya 193 meter dari permukaan laut dan membutuhkan waktu satu jam untuk mencapainya.
Perjalanan itu sangatlah tidak mudah. Selain karena jalannya menanjak, begitu banyak bebatuan tajam yang dipakai sebagai pijakan menyebabkan kaki saya tergores. Dedaunan yang kering yang berserakan diatas pasir membuat saya beberapa kali nyaris tergelincir. Lebih lagi, tanjakan yang terjal membuat saya merasakan kembali bekas cedera pada lutut saya.
Dalam hati, saya terus berkata kalau saya ingin menyelesaikan perjalanan ini dan tidak mau berhenti dan menyerah. Setiap kali saya merasa lelah dan lutut saya nyeri, rasa sakit itu malah sekaan memberikan saya kekuatan untuk terus meneruskan perjalanan.
Akhirnya, sampailah saya di lokasi lookout. Dari situ saya melihat pemandangan yang terbentang di bawah, begitu indahnya.
Tuhan bersabda dalam Mat 7:13-14 “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.”
Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa perjalanan hidup kita akan selalu enak dan nyaman. Begitu banyak cobaan dan godaan yang setiap saat dapat menghalangi kita untuk sampai ke tujuan akhir kita. Namun, apabila kita bertahan dan setia, maka Tuhan telah menjanjikan sesuatu yang indah. (A.N.T)
No responses yet