Tidak ada satupun dari kita akan menyangka kalau fictional characters dari tahun 1989 bisa menghebohkan dunia sebulan terakhir ini melalui Pokemon Go. Semenjak peluncurannya bulan Juli kemarin (tepatnya 7 Juli 2016), game ini sudah diunduh (baca: di-download) sebanyak lebih dari 30 juta kali dan dalam sebulan sudah mendapatkan penghasilan kotor (grossing) lebih dari US$200 juta. Banyak orang yang sekarang mulai jalan keluar rumah untuk bermain game ini, sosialisasi dengan bertemu para pemain yang lain atau traveling keluar negeri demi mencari para monster ini. Dan disinyalir bahwa game ini membantu menghentikan depresi, membentuk mood, kesehatan mental maupun ketakutan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Game yang begitu sederhana prinsipnya yaitu mencari seluruh 147 type monster yang ada dan menyimpannya didalam Pokedex (Alat digital tempat mencatat spesifikasi dari monster-monster tersebut). Yang harus dilakukan pertama adalah berjalan sebisa mungkin ke tempat-tempat yang menarik atau tempat-tempat yang tidak kita duga sekalipun untuk mendapatkan monster-monster itu atau mungkin di saat kita beruntung kita bisa mendapatkan monster yang langka dalam inventaris kita. Kedua, kita harus terus memperhatikan radar untuk mengetahui lokasi dari monster-monster tersebut, apabila monster itu ada dalam radius 200 meter maka akan muncul dalam radar kita. Ketiga, kita harus memperkuat monster-monster kita supaya bisa mengalahkan Pokemon trainer yang lainnya dengan pergi ke Gym terdekat dan melatih monster-monster kita berkembang lebih kuat lagi.
Bagaikan sebuah tamparan yang keras, game ini mengingatkan kita sekali lagi tentang apa yang harus kita lakukan di saat kita depresi, lagi bad mood maupun saat kita dalam ketakutan. Yang pertama harus kita lakukan di saat kita mengalami masalah, depresi, bad mood maupun ketakutan adalah ‘berjalan’. Jangan biarkan masalah itu menghambat kita dan sebaliknya kita harus bangkit dari keterpurukan itu. Betapa sering yang kita lakukan di saat masalah datang adalah terlarut dalam masalah itu dansemakin menjauh dari Tuhan, sedangkan yg seharusnya kita lakukan adalah bangkit dan berjalan untuk mencari Tuhan.
Kedua, kita harus terus memperhatikan radar kita ke manapun kita pergi supaya kita tidak tersesat. Radar kita adalah ‘Kitab Suci’ yang akan selalu menjadi panduan kita dalam hidup ini. Kebiasaan membaca kitab suci setiap hari akan membuat kita tahu apa yang harus kita lakukan untuk menemukan Tuhan yang begitu dekat dalam hidup kita, bagaimana menemukan jalan keluar dari setiap masalah-masalah kita dan juga untuk mengetahui di mana keselamatan kekal bisa didapatkan.
Ketiga, untuk menumbuhkan iman, kita harus mencari komunitas yang bisa membangun dan memperkuat iman kita. Seringkali di saat kita terpuruk dalam kesedihan kita semakin menjauhi ibadah-ibadah atau acara-acara rohani, melainkan kita seharusnya semakin mencari kegiatan-kegiatan rohani yang bisa me-recharge iman kita lagi. Sama seperti sebuah telepon genggam maupunperalatan elektronik yang harus secara berkala harus di recharge di saat baterai mulai lemah, iman kitapun juga sama seperti itu dan di saat kita lemah justru kita harus semakin rajin untuk merechargenya.
Mari kita belajar terus ketiga hal tersebut dalam hidup ini dan percayalah bahwa hidup kita akan semakin indah karena focus kita selalu tertuju kepada Tuhan yang mampu melakukan segala hal yangmustahil dimata manusia. (A.N.T)
No responses yet