Sekitar seminggu yang lalu, di tengah-tengah kesibukan mengurus wedding di Surabaya, kantor tempat aku bekerja full-time mengirim email ke semua karyawan. Isinya adalah pemberitahuan bahwa kantor sudah diambil alih oleh Administrator dan sedang dalam tahap penjualan. Apabila dalam waktu 25 hari tidak ada pembeli, kemungkinan besar kantor akan dinyatakan bangkrut dan semua karyawan akan di lay-off.
Di tengah perasaan yang sangat kaget, reaksi pertamaku adalah memikirkan yang tidak tidak. “Ya ampun, ada-ada aja ya, wedding tinggal 4 bulan, belum lagi masih banyak biaya ini itu. Rumah juga belum lama dimulai cicilannya, dan lain-lain.” Kekuatiranku akan banyak hal langsung bermunculan, meskipun belum tentu terjadi.
Di sinilah aku diingatkan bahwa karena aku punya Tuhan, semuanya akan baik-baik saja. Tidak ada yang namanya kebetulan, karena aku percaya campur tangan Tuhan di setiap aspek hidupku. Di tengah kondisi kantor yang memang sudah kurang baik, aku mendapat tawaran bekerja casual di tempat kerja lain sekitar 4 bulan yang lalu. Awalnya aku mengambil pekerjaan ini semata-mata untuk penghasilan tambahan. Lumayan bisa menambah tabungan untuk masa depan dan dana darurat. Saat itu tidak terpikir bahwa kantor utamaku akan di tahap ini.
Tapi saat email itu masuk seminggu lalu, Roh Kudus seolah mengingatkan bahwa rencana Tuhan untuk hidupku itu luar biasa. Meskipun aku masih terus berdoa untuk pekerjaan utamaku, tapi Tuhan sudah menyediakan yang terbaik.
Puncaknya adalah hari ini, saat Papa menanyakan kabar kantor yang sedang dijual ini. “Nggak tahu, Pa! Nanti hari Senin pas balik kerja mungkin baru tahu kelanjutannya.” “Tapi optimis, kan?” tanya Papa. “Selalu optimis dong”, jawabku, sambil dalam hati berkata pada diriku sendiri, “karena aku punya Tuhan.” (IVO)
No responses yet