Tanggal 25 April lalu adalah ANZAC day, Australian and New Zealand Army Corps – peristiwa para tentara Australia dan New Zealand yang berjuang bersama di Gallipoli pada tanggal 25 April 1915. Sekitar 8700 tentara Australia dan 2700 tentara New Zealand gugur pada hari itu.
Memahami latar belakang perang tersebut, sebetulnya perang ini adalah perang antara Inggris dengan Jerman, dimana Inggris berusaha menghalangi Turki supaya tidak bisa membantu Jerman, dengan mengirim ke Gallipoli sekelompok tentara gabungan Australia dan New Zealand. Para tentara Australia dan New Zealand berperang dalam perang yang sebenarnya bukan perang mereka, tetapi mereka mau berkorban demi perdamaian dengan menghentikan invasi Jerman.
Hari itu, saya menghadiri misa harian. Melalui homilinya, Romo berkata bahwa Tuhan Yesus juga berperang dalam perang yang sebetulnya, kalau mau, bisa Dia hindari. Tetapi karena Dia begitu mengasihi kita, maka Dia rela untuk berperang dan mati bagi kita supaya kitapun beroleh damai dan keselamatan.
Sudah selayaknya kita terus memperingati pengorbanan Tuhan Yesus dengan selalu bersyukur dan berterima kasih atas segala perbuatanNya dalam hidup kita, salah satunya dengan rajin ke gereja dan mengikuti misa utk memperingati peristiwa dimana Yesus telah membagi-bagikan tubuh dan darah-Nya supaya mereka yang percaya beroleh selamat.
“Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka. Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Kor 5:14-17) (A.N.T)
No responses yet